Minggu, 30 Mei 2010

Lumpur Lapindo (Happy 4th Anniversary )

Maaf sedikit terlambat mengabari tapi tidak terlambat ber-Empati.

Peringatan empat tahun semburan lumpur Lapindo tahun ini berlangsung dengan demo menuntut perbaikan nasib para korban seperti yang telah lakukan tahun lalu. Peringatan tahun ini sangat “meriah”, kenapa seperti itu?? Ya hal itu memang sangat beralasan, karena kemarin tepat tanggal 29 Mei 2010 adalah perayaan hari ”ulang tahun” penderitaan mereka (warga porong pada khususnya).

Menginjak usianya 4 tahun bencana lumpur Lapindo di Porong-Sidoarjo masih belum ada penanganan yang konkret terhadap warga korban lumpur dan infrastruktur yang rusak. Pemerintah tiarap, PT. Lapindo bungkam, bahkan LSM/ ormas-ormas pun seakan tiarap dan gulung tikar. Kenapa bisa seperti itu??

Pemerintah lewat pidato Sang Big Bos yang telah menyatakan ingin membantu proses ganti rugi yang diderita korban hingga kini terasa hambar. Mana janji mu pak?? Gembar-gembor ketika Sang Big Bos berkunjung ke tanah porong begitu menyejukkan telinga para korban. Namun sekarang ”hmmmm...”

PT. Lapindo sebagai pihak yang diduga (seharusnya bukan diduga lagi) biang akar dari permasalahan semburan lumpur pun sekarang juga bungkam masalah relokasi tempat tinggal dan ganti rugi. Masih banyak berkas permohonan ganti rugi yang dilayangkan oleh masyarakat kepada pihak Lapindo belum juga terseleseikan. Mereka berdalih ”ini bukan kesalahan kami, ini adalah murni karena faktor alam”. Hah ?? semudah itukan kami percaya dengan bualan mu. Jika pun ini karena faktor alam toh juga disebabkan karena ulah kalian karena melakukan pengeboran dengan salah perhitungan. Jancok soro ancen ngomong ambek wong mbulet iku...sakarepmu wes !!!

Yang lebih parah adalah tingkah laku LSM/ ormas-ormas sekarang. Bagaimana tidak, 3 tahun lalu mereka (LSM pecintah lingkungan) berdemo berduyun-duyun dengan semangat 45 meneriakkan ”jangan kau buang lumpur itu kelaut/sungai, karena akan mencemari kehidupan/ekosistem makhluk hidup di laut/sungai”. Nah sekarang what happen !! nandi kabeh koen le?? Kalian tidak tahu atau pura-pura tidak tahu??

Hal ini saya sendiri selaku penulis yang melihat dengan mata kepala sendiri. Bahwa lumpur tersebut dibuang ke sungai/laut melalui pipa-pipa pembuangan. Sadarkan kalian dengan hal itu?? Hai kau para LSM dan ormas-ormas bijak?? Atau memang mulut kalian telah di sumpal dengan uang oleh sekelompok orang-orang berjubah hitam dan berkacamata?? Agar kalian tak mengoceh tentang hal tersebut??
Jika kita berpikir secara logika, lumpur itu kau makan ya kok gak pernah meluber/ meluap?? Padahal semburan lumpur itu tiap hari mengalir dan semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Di buang kan?? Kemana?? I think you can answer my god damn question..

Satu lagi dari hasil olah pikir busuk saya. Yang patut dipertanyakan saat ini mengapa kelompok Lapindo (Bambang Prasetyo Widodo dan Yuniwati) kok ramai-ramai ingin menguasai Sidoarjo. Ada apa ini? Apa ada skenario besar di belakang ini? Seharusnya mereka berkosentrasi menyelesaikan penanganan lumpur. Adakah sandiwara di balik ini semua??

Pernakah kalian berpikir bahwa semburan lumpur itu sengaja ”dibuat” oleh PT. Lapindo untuk menguasai secara paksa tanah Porong yang notabene sangat kaya dengan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya??

Semburan lumpur tersebut memang sengaja dibuat agar warga mau tidak mau menyerahkan tanahnya untuk diganti rugi dengan nominal uang di bawah standar jual-beli tanah. Nah lho?? Dengan adanya bencana lumpur tersebut warga mau tidak mau harus meninggalkan tempat tinggal mereka, dan merelakan tanah mereka di ganti rugi oleh PT. Lapindo dengan nilai nominal di bawah standar. Setelah sebagian besar tanah porong menjadi hak milik PT. Lapindo, mereka pun dengan leluasa mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alam yang terkandung di dalam perut bumi porong. Setelah PT. Lapindo mendapatkan apa yang mereka inginkan ya tinggalkan saja, toh itu sekarang juga sudah menjadi bencana nasional. Maka dari itu kepentingan nasionallah yang berperan aktif untuk merehabilitasi porong, lalu PT. Lapindo?? Mereka sibuk menghitung keuntungan yang di dapat dari bumi Porong. Simple kan??

Sebuah cerita yang patut kita renungkan bersama karena bangsa ini masih di pimpin oleh manusia-manusia korup. Karena bangsa ini masih berkembang dan terus berkembang...
Semoga 20 tahun kedepan Porong masih ada dan tetap ada..Amin

 

© Free blogger template 3 columns