Sabtu, 05 Maret 2011

Save Darsem Save Indonesia


HALO BOS…
Kau Diam…
Tak Bicara Banyak seperti saat posisi mu terancam…
Tolong Kau Bungkam Sejenak Nadamu soal Politik…
Aku Sudah terlalu muak...

Sekarang, satu dari sekian juta Pahlawan Devisa mu terancam jiwanya...
Tolong dia secepatnya...
Hentikan bualan mu...
Laksanakan Tugas mu dengan semestinya...
Terima Kasih...

Saatnya kita bergerak menyelamatkan saudara kita yang terzalimi di Arab Saudi. Darsem seorang TKI asal asal Desa Patimbang, Kecamatan Pusakanagara itu terancam hukuman pancung. Gaji yang menjadi hak TKI berbeda dengan kasus hukum yang sedang dihadapi. Dia divonis bersalah dengan tuduhan membunuh majikannya.

Darsem binti Dawud Tawar terbukti bersalah membunuh majikannya, seorang warga negara Yaman, pada Desember 2007. Dia didakwa membunuh majikannya saat hendak diperkosa. Pengadilan Riyadh, Arab Saudi, pada 6 Mei 2009 memvonis Darsem dengan hukuman mati. Tapi, berkat kerja sama antara Lajnah Islah (Komisi Jasa Baik untuk Perdamaian dan Pemberian Maaf) Riyadh dan Pejabat Gubernur Riyadh, Darsem akhirnya mendapatkan maaf dari ahli waris korban. Namun, Darsem harus membayar kompensasi uang diyat sebagai pengganti hukuman mati sebesar 2 juta real atau sekitar Rp 4,7 miliar. Tenggang waktu pembayaran diyat adalah enam bulan.

Sudah menjadi tugas dari pemerintah untuk melindungi setiap warga negara, termasuk tenaga kerja Indonesia (TKI) Darsem yang saat ini terancam hukuman pancung di Jeddah Arab Saudi.

Setidaknya Presiden harus segera mengutus bawahannya untuk melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak lainnya terkait dengan kondisi Darsem. Yang terpenting adalah bagaimana melindungi Darsem dari ancaman hukuman pancung

Saya rasa tidak terlalu sulit untuk mengatasi kasus hukum ini jika Presiden SBY niat untuk Turun Tangan. Atau haruskah kita sebagai masyarakat bawah yang harus menyeleseikan kasus hukum ini jika Sang Big Bos hanya lholhak-lholhok saja. Kasus Prita Mulyasari terseleseikan dengan andil besar seluruh masyarakat Indonesia (Big Bos hanya minum teh sembari sibuk dengan politik pencitraannya). Dan saat ini kasus Darsem pun demikian, masyarakat selangkah lebih maju ketimbang Pemerintah. Kita berinisyatif untuk mengumpulkan dana bantuan yang akan diperuntukkan bagi Darsem jika nanti dana yang terhimpun sudah cukup banyak jumlahnya.

Sekarang kita tunggu Kiprah Sang Big Bos...
Kita doakan semoga Ibu Darsem selamat...

 

© Free blogger template 3 columns